Biaya Charge Mobil Listrik Lebih Murah daripada Isi BBM Mobil Konvensional?

Biaya Charge Mobil Listrik Lebih Murah daripada Isi BBM Mobil Konvensional?

Published: November 19, 2024 | Author: INVI

Peralihan dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik semakin menarik perhatian. Salah satu alasan utama adalah potensi penghematan biaya yang signifikan dalam jangka panjang. Namun, banyak orang masih bertanya-tanya, apakah biaya pengisian mobil listrik benar-benar lebih murah dibandingkan dengan biaya pengisian bahan bakar mobil konvensional? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak ulasan artikel berikut ini!

Mengapa Melakukan Perbandingan Biaya Charge Mobil Listrik dan Kendaraan Konvensional Penting?

Perkembangan teknologi kendaraan listrik menawarkan solusi ramah lingkungan yang semakin diminati. Selain mengurangi emisi karbon, kendaraan listrik juga menjanjikan biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan kendaraan konvensional. Namun, sebelum beralih, penting untuk memahami perbandingan biaya antara mengisi daya mobil listrik dan mengisi bahan bakar kendaraan berbasis fosil. Karena dengan pengetahuan ini, akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat berdasarkan efisiensi biaya dan dampak jangka panjang.

Cara Menghitung Biaya Charge Mobil Listrik vs Bahan Bakar

Untuk memahami perbedaan biaya pengisian antara mobil listrik dan mobil berbahan bakar konvensional, Anda perlu mengetahui bagaimana cara perhitungan tarifnya. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhinya.

1. Biaya Pengisian Mobil Listrik

Pengisian mobil listrik dihitung berdasarkan tarif listrik per kWh (kilowatt-hour) dan kapasitas baterai mobil. Misalnya, sebuah mobil listrik dengan kapasitas baterai 40 kWh dan tarif listrik Rp2,466 per kWh akan menghabiskan biaya pengisian sekitar Rp98.640 untuk mengisi penuh.

Biaya Pengisian Mobil Listrik = Kapasitas Baterai x Tarif Listrik per kWh

2. Biaya Pengisian Mobil Konvensional

Pengisian mobil konvensional dihitung berdasarkan harga bahan bakar per liter dan konsumsi bahan bakar kendaraan (L/km atau L/100 km). Sebagai contoh, sebuah mobil dengan konsumsi 10 liter per 100 km dan harga bensin Rp12.000 per liter akan memerlukan biaya sekitar Rp120.000 untuk perjalanan sejauh 100 km.

Biaya Pengisian Mobil Konvensional = Konsumsi Bahan Bakar x Harga Bahan Bakar per Liter

Pertimbangkan Efisiensi Konsumsi Energi Pada Mobil Listrik dan Kendaraan Konvensional

Efisiensi energi merupakan faktor penting yang mempengaruhi biaya operasional kendaraan. Jadi, berikut ini beberapa perbedaan tarif charge mobil listrik dibandingkan konvensional.

Efisiensi Energi Mobil Listrik

Mobil listrik memiliki efisiensi energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan mobil berbahan bakar fosil. Sebuah mobil listrik dapat mengkonversi hampir 90% energi listrik yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, mobil berbahan bakar fosil hanya dapat mengkonversi sekitar 20% hingga 30% dari energi yang terkandung dalam bahan bakar ke dalam tenaga penggerak roda. Hal ini menyebabkan mobil listrik lebih hemat dalam penggunaan energi, yang berdampak pada biaya operasional yang lebih rendah.

Efisiensi Energi Mobil Konvensional

Kendaraan berbahan bakar fosil memiliki efisiensi yang lebih rendah, karena banyak energi yang terbuang dalam bentuk panas selama proses pembakaran bahan bakar. Selain itu, pengisian bahan bakar membutuhkan lebih banyak waktu dan logistik dibandingkan dengan pengisian listrik. Bahkan bisa dilakukan di rumah atau di stasiun pengisian listrik yang lebih fleksibel.

Karena itulah, efisiensi yang lebih tinggi pada mobil listrik menjadi salah satu faktor utama mengapa biaya pengisian listrik cenderung lebih murah daripada mengisi bahan bakar di kendaraan konvensional.

Analisis Perhitungan Biaya Charge Mobil Listrik dan Konvensional

Untuk memperjelas perbandingan biaya, simak analisa perhitungan berikut ini.

Contohnya,Sebuah mobil listrik dengan kapasitas baterai 40 kWh dan tarif listrik Rp2.466 per kWh. Jika baterai kosong dan perlu diisi penuh, biaya yang diperlukan adalah:

40 kWh x Rp2.466 per kWh = Rp98.640
Mobil konvensional dengan konsumsi 10 liter per 100 km dan harga bensin Rp12.000 per liter, biaya untuk perjalanan 100 km adalah:

10 Liter x Rp12.000 / liter = Rp120.000
Dari perhitungan tersebut, dapat dilihat bahwa biaya pengisian kendaraan listrik jauh lebih murah.Jadi, ketika dilihat dalam jangka panjang, pengisian kendaraan listrik akan menghemat biaya operasional secara signifikan.

Faktor Lingkungan dan Subsidi Pemerintah Pada Kendaraan Listrik

Selain biaya pengisian, aspek lingkungan juga mempengaruhi keputusan untuk beralih ke kendaraan listrik. Penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi pada pemanasan global. Sebagai langkah untuk mendukung kendaraan listrik, pemerintah Indonesia telah menyediakan berbagai insentif, seperti subsidi untuk kendaraan listrik, hingga harga SPKLU bisa lebih murah.

Subsidi ini berperan penting dalam menurunkan biaya kepemilikan kendaraan listrik. Sehingga menjadikannya pilihan yang lebih ekonomis dalam jangka panjang. Dengan kebijakan pemerintah yang mendukung transisi menuju energi hijau, biaya operasional kendaraan listrik bisa lebih terjangkau dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil.

Tantangan dan Keuntungan Migrasi ke Kendaraan Listrik

Migrasi ke kendaraan listrik memang menawarkan banyak keuntungan, terutama dalam penghematan biaya bahan bakar. Selain itu, berikut adalah beberapa keuntungan lainnya.

Tantangan

  • Infrastruktur Pengisian: Belum semua daerah memiliki infrastruktur pengisian yang memadai.
  • Harga Mobil Listrik: Harga mobil listrik masih relatif lebih mahal dibandingkan dengan mobil konvensional.
  • Jangka Waktu Pengembalian Investasi: Meskipun biaya operasional lebih rendah, waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi awal mobil listrik bisa lebih lama.

Keuntungan

  • Biaya Operasional Lebih Rendah: Dalam jangka panjang, biaya operasional mobil listrik jauh lebih rendah.
  • Performa Lebih Baik: Mobil listrik umumnya memiliki performa yang lebih baik, seperti akselerasi yang lebih cepat dan torsi yang lebih besar.
  • Teknologi yang Lebih Canggih: Mobil listrik dilengkapi dengan berbagai fitur teknologi canggih.

Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, seperti infrastruktur pengisian yang masih terbatas, harga mobil listrik yang cenderung lebih mahal daripada mobil konvensional, dan ketersediaan stasiun pengisian yang belum merata di seluruh wilayah.

Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi dan semakin banyaknya kebijakan yang mendukung kendaraan listrik, tantangan ini diperkirakan akan teratasi. Dalam jangka panjang, kendaraan listrik berpotensi menjadi pilihan yang lebih ekonomis karena biaya operasional yang lebih rendah dan lebih ramah lingkungan.

Penyesuaian Kebijakan dan Peran Investor untuk Kendaraan Listrik

Pemerintah perlu melakukan penyesuaian kebijakan untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik, misalnya dengan memberikan lebih banyak insentif untuk kendaraan listrik, mendukung pembangunan lebih banyak stasiun pengisian, serta memberikan keringanan pajak. Selain itu, peran investor juga sangat penting dalam mengembangkan industri kendaraan listrik, baik dari segi teknologi maupun infrastruktur.

Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, investor, dan masyarakat, kendaraan listrik bisa menjadi solusi terbaik untuk menghadapi tantangan energi di masa depan. Hal ini juga berperan dalam mengurangi biaya pengisian yang lebih ekonomis.

Secara keseluruhan, perbandingan menunjukkan bahwa biaya pengisian mobil listrik lebih rendah dibandingkan mobil konvensional, terutama pada penggunaan jangka panjang. Jadi, dengan efisiensi energi yang lebih tinggi, dukungan dari pemerintah, serta biaya operasional lebih terjangkau, kendaraan listrik bisa menjadi alternatif yang layak diperhitungkan untuk menghemat pengeluaran sekaligus berkontribusi pada lingkungan.